Mengetahui Peristiwa Terbakarnya Kantor CC PKI di Jakarta
Jakarta - Kesaksian sejumlah orang kala gedung CC PKI untuk kali pertama diserbu massa sejak meletusnya Insiden 30 September 1965.
Seminggu setelah Insiden 30 September 1965. Hari begitu panas. Achmadi
baru saja melangkah keluar dari tempat kerjanya. Maksud hati ingin makan
siang di warung makan dekat Pasar Senin, namun langkahnya tiba-tiba
tertahan.
Dari arah Salemba, dilihatnya orang-orang berlarian. Sebagian
berwajah panik, sebagian bermuka gembira. Sementara itu di langit
Jakarta, asap hitam membumbung.
"Tanpa banyak pikir, saya langsung lari ke arah pusat api. Saya
khawatir rumah saya di Gang Lontar kebakaran,"ujar lelaki kelahiran
Jakarta pada 1932 itu.
Gang Lontar adalah sebuah jalan sempit di kawasan Kramat Raya. Letaknya
persis di samping Kantor CC PKI di Jalan Kramat Raya No. 81. Di sana
banyak tinggal penduduk yang saat itu sebagian besar adalah orang-orang
Betawi
Singkat cerita Achmad hampir tiba di Gang Lontar. Alangkah terkejutnya
dia, ketika menyaksikan Gedung CC PKI yang tengah direnovasi sudah
dilalap api sebagian. Beberapa orang yang dikenalnya nampak dalam
kerumunan massa. Mereka ikut melempari gedung dan menyiramkan bensin
botolan ke api yang tengah berkobar.
"Saya lihat tukang bensin ketengan yang ada dekat situ, ludes
dagangannya,"kenang lelaki yang saat itu berprofesi sebagai office boy.
Tak jelas benar bagaimana awalnya penyerbuan dan pembakaran itu bisa
terjadi. Dalam arsip yang saya temukan di Perpustakaan Nasional Jakarta,
hanya Berita Yudha edisi 9 Oktober 1965 yang melaporkan kejadian
tersebut sedikit panjang.
Menurut koran milik Angkatan Darat itu, awal
kejadian dipicu oleh adanya percekcokan antara beberapa pemuda dan
pelajar (yang tengah menunggu kendaraan untuk pulang) dengan seorang
aktivis PKI di depan gedung tersebut.
Di tengah situasi panas itu, terdengar teriakan 'hidup Pancasila' dan
'hidup Bung Karno' yang dilontarkan oleh para pelajar. Teriakan itu
disambut dengan kata-kata ejekan oleh sang aktivis PKI hingga
menimbulkan kemarahan massa yang sudah banyak berkumpul di halaman
Gedung CC PKI.
Tanpa dikomando, massa kemudian menyerbu kantor tersebut. Penyerangan
itu mendapat perlawanan dari orang-orang PKI yang ada di dalam kantor.
Mereka melontarkan batu dan benda-benda keras lainnya ke arah massa.
Terjadilah perang batu yang sangat seru.
Menurut Berita Yudha, sikap reaktif dari para aktivis PKI itu
menyebabkan massa mengamuk dan membakar benda apa saja yang ada di
halaman gedung, termasuk mobil dan sepeda motor yang sedang diparkir.
Suasana semakin liar, ketika dari dalam gedung terdengar suara tembakan senjata api. Massa mundur. Namun beberapa menit kemudian kembali lagi dengan membawa senjata seadanya dan botol-botol berisi bensin.
"Untunglah, pasukan keamanan dari Angkatan Bersenjata segera datang di
tempat kejadian itu, dan berhasil mencegah pengrusakan lebih lanjut,"tulis Berita Yudha.
Seperti tidak puas, massa kemudian bergerak ke gedung Commite Daerah
Besar PKI Jakarta Raya yang terletak di Gang Lontar, persis di belakang
gedung CC PKI. Lagi-lagi aset milik PKI tersebut menjadi bulan-bulanan
massa.
dilempari batu, dan barang-barangnya (termasuk alat tulis dan
dokumen-dokumen). Menurut salah seorang saksi bernama Dadi (73 ), tak
ada korban dalam peristiwa itu karena para aktivis PKI berhasil
meloloskan diri melalui pintu belakang.
Karena kesigapan petugas pemadam kebakaran dan aparat tentara, gedung
kantor CC PKI dan CDB PKI Jakarta Raya tak sempat musnah dilalap api.
Kerangka gedung masih berdiri kokoh dan sebagian besar temboknya sama
sekali tak roboh.
Dua hari setelah penyerbuan itu, sekelompok penduduk diam-diam memasuki
area bekas Gedung CC PKI. Mereka berharap menemukan barang berharga.
Namun tak ada barang yang bisa diuangkan kecuali besi-besi behel yang
bertebaran di tempat tersebut. Akhirnya tak ada harta berharga, besi
behel pun jadi diangkut dan dijual.
"Hasil penjualannya dibagikan secara merata ke semua penghuni Gang
Lontar, ya enggak banyak sih, hanya cukup buat beli rokok,"kenang Dadi
sambil tertawa.
Komentar
Posting Komentar